Foto: Puspen TNIJakarta - BUMN reasuransi, PT Indonesia Re, mencatatkan, big loss klaim reasuransi mengalami peningkatan signifikan selama 2018 dipicu banyaknya kejadian musibah dan kecelakaan transportasi publik.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Kocu A Hutagalung merinci, pada kejadian gempa bumi Lombok, klaim yang dicairkan tercatat mencapai 1.446 klaim dengan nilai mencapai Rp 600 miliar, sedangkan gempa bumi Palu mencapai 1.240 klaim dengan nilai mencapai Rp 1,07 triliun.
"Salah satu penyumbang klaim terbesar pada gempa bumi di Palu ialah kerusakan infrastruktur, salah satunya ialah pembangkit listrik dengan klaim mencapai Rp 881 miliar," ungkap Kocu menyerupai dikutip dari keterangan resmi, Rabu (13/3/2019).
Dari catatannya, hotel, pembangkit listrik, dan sentra perbelanjaan menjadi infrastruktur yang paling terdampak dari gempa di Lombok dan Palu, dengan tingkat besarnya kerugian (severity) masing-masing mencapai 60%, 50%, dan 20%. Selanjutnya, diikuti oleh instalasi telekomunikasi (15%) dan pekerjaan konstruksi (10%).
Selain efek destruktif dari kejadian katastropik, tahun 2018 juga diwarnai dengan besarnya klaim gangguan operasi bisnis (business intreruption). Hal ini memicu tingginya kerugian yang dialami tertanggung alasannya ialah tertanggung sanggup mengklaim kerugian akhir business interuption yang merupakan efek dari kerusakan properti.
"Malah, ketika ini klaim dari business interuption mendominasi mengingat pelaku perjuangan mengganggap bisnisnya lah yang lebih bernilai dibandingkan aset propertinya," tambah Kocu.
Meskipun demikian, lanjut Kocu, pihaknya telah mempersiapkan perlindungan katastropik (Cat Cover) yang sangat besar yakni mencapai US$ 400 juta dan Underlying Retention mencapai 3 juta dolar AS untuk mengantisipasi terjadinya kepungan klaim akhir tragedi alam.
"Ini janji kami untuk menunjukkan perlindungan terbaik terhadap apa yang dititipkan oleh seluruh perusahaan asuransi kepada kami," ungkap Kocu.
Lebih jauh lagi, perusahaan pelat merah ini mencatat, klaim reasuransi umum selama 2018 didominasi oleh klaim kebakaran dengan total mencapai Rp 4,1 triliun dengan frekuensi mencapai 31 persen.
Baca juga: Banjir 2 Hari Rugikan Ponorogo Rp 9 Miliar |
Sementara itu, gempa bumi menghasilkan loss terbesar klaim musibah dengan total klaim mencapai Rp 1,67 triliun, namun dengan frekuensi yang cenderung kecil yakni hanya empat persen.
"Gempa menjadi penyumbang klaim musibah terbesar selama 2018 yakni sebesar 93 persen, diikuti oleh banjir dengan porsi hanya lima persen," tambah Portfolio Management & Claim Division Head Indonesia Re Amir Muda L. Tobing.
Amir melanjutkan, tahun 2018 juga menjadi tahun dengan frekuensi klaim di atas Rp.250 miliar terbanyak yakni mencapai tiga klaim senilai Rp 926,3 miliar, berbanding jauh dengan tahun sebelumnya yang hanya menyentuh angka Rp 324,2 miliar dari dua klaim.
"Dengan banyaknya kejadian tragedi alam, hal ini tentunya tidak sanggup dihindari," pungkas Amir. Sumber detik.com
Advertisement
EmoticonEmoticon